“Sejak dulu beginilah cinta, penderitaannya tiada akhir…”
Begitulah kalimat yang senantiasa diucapkan oleh Panglima Tian Feng atau yang di kenal sebagai Cu Pat Kay. siluman babi dalam cerita Journey to the West atau Kera Sakti. sebuah kisah yang diangkat dari novel klasik Tiongkok, “Perjalanan ke Barat” karya Wu Cheng’en.
Mungkin kisah diatas. Ada beberapa persamaan dengan kisah nyata yang terjadi di sebuah kota dunia nyata. Sama-sama kisah cinta, akan tetapi segitiga.Dan perjalanannya dari barat menuju pusat.
Jika Tian Feng sangat menggebu-gebu mengharap cinta sang Dewi bulan. Bahkan dia nekat melanggar peraturan kayangan. Berbanding terbalik, Disini. justru cinta sang Dewi terkhianati.
Dikutip dari laman buku Noona. Tian Feng, seorang panglima besar dari kayangan. Dia jatuh cinta pada Chang E, seorang dewi berparas cantik yang tinggal di bulan. Pada suatu hari, Chang E terjatuh dari bulan. Panglima Tian Feng yang melihatnya bergegas menyelamatkannya. Sayang, dia terlambat beberapa detik, seorang panglima kayangan yang lain, Wu Kang, telah berhasil menyelamatkan si dewi bulan terlebih dahulu. Cinta Chang E dan Wu Kang pun bersemi setelah kejadian itu.
Tak ingin menyerah akan nasib cintanya, Tian Feng mencoba untuk mengubah takdir. Dia menyelinap ke tempat roda waktu kayangan, dan diam-diam membalikkan waktu. Dia ingin memperbaiki kesalahannya yang lalu dengan lebih bergegas menyelamatkan Chang E ketika terjatuh dari bulan. Sayang sekali, usahanya tersebut gagal. Lagi-lagi dia kalah cepat dari Wu Kang. Tian Feng terus mencoba dan mencoba lagi. Namun, bukan cinta Chang E yang didapatkannya, melainkan hukuman dari kaisar langit akibat perbuatannya mengacak-acak roda waktu.
film ini perdana ditayangkan di Indonesia pada tahun 1997an, disalah satu stasiun televisi swasta. Tentu tidak akan asing bagi anak-anak dan remaja di era tersebut.
Terkait persoalan cinta, seperti halnya yang terjadi beberapa waktu lalu di Kota Metro, ada kabar yang sempat menghebohkan jagad Maya, yakni dugaan skandal perselingkuhan antara sesama oknum anggota legislatif di bumi say Waway.
Terlepas benar atau tidak dugaan tersebut, terlebih sang istri sah telah melaporkan dugaan itu ke Badan Kehormatan (BK) DPRD kota metro.
Namun anehnya. Laporan tersebut dicabut kembali. Ada apa?!. Bak seperti film kera sakti. Apakah si terlapor melakukan hal yang sama seperti yang dilakukan oleh Tian Feng, ketika dia diam-diam menyelinap ke tempat roda waktu di kayangan, untuk membalikkan serta mengubah takdir dan waktu.
Jika hal tersebut terbukti, apakah Badan Kehormatan DPRD akan memberikan hukuman kepada oknum anggota DPRD yang di laporkan. Sama seperti halnya kaisar langit yang menghukum Tian Feng dengan serangkaian Hukuman sangat berat. Yakni harus melalui 1.000 kali reinkarnasi, hingga diturunkan ke bumi menjadi siluman babi.
Bukankah Badan Kehormatan DPRD berperan sebagai penegak disiplin internal dan menjaga martabat, kehormatan, citra, dan kredibilitas DPRD.
Jangan ingkari sumpah janji, harusnya malu sama kaisar langit. Karena kelak langit yang akan berbalik memberikan hukuman untuk bapak-bapak yang terhormat jika ingkar. Tabik.
Penulis: Ali Imron Muslim