banner 728x250

Dalang, Wayang, dan Janji yang Tak Tamat

banner 468x60

Oleh: [Dwi mediamatalensa]

Dalam lembar-lembar cerita pewayangan, dalang selalu memegang kendali. Setiap tokoh bergerak sesuai skenario, setiap kata bisa jadi petunjuk atau jebakan. Begitu pula panggung pemerintahan hari ini, penuh suara, tapi hampa makna.

banner 325x300

Kami…., yang mengamati lewat lensa, mendengar lewat diksi, dan mencatat lewat tinta, tak bisa terus menutup halaman demi halaman janji yang tak dibuka kembali. Sang pimpinan kota, ketika kampanye, tampil seperti Arjuna: penuh semangat, menjanjikan panah keadilan yang akan menembus kesenjangan. Tapi setelah duduk di singgasana, tak ada sasaran yang dilesatkan, hanya bayangan janji yang mengambang.

Apakah pemimpin lupa bahwa dalam dunia pewayangan, janji bukan sekadar dialog? Itu sumpah. Itu dharma. Dan ketika sumpah dikhinati, tak ada lagi bedanya antara ksatria dan Kurawa.

Kami di media tidak butuh pertunjukan saban pagi atau panggung-panggung seremonial. Kami mencatat, bukan sekadar menonton. Kami mengingat, bahkan saat yang dijanjikan memilih amnesia.

Kota ini tidak butuh pementasan drama lima babak. Kami hanya butuh satu hal: tanggung jawab yang tidak berubah menjadi dongeng.

Dan bila narasi sudah terlalu jauh dari realita, maka tugas kami jelas: menyuarakan ulang kisah ini, sebelum semua menjadi kisah yang terlupakan di balik tepuk tangan basa-basi.

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *