banner 728x250

Kota Metro, Jangan Tutup Telinga dari Kritik Wargamu

banner 468x60

Oleh: Dwi – Kabiro mediamatalensa.id Kota Metro

Media sosial hari ini seperti cermin besar yang memantulkan wajah negeri. Dari pusat pemerintahan hingga pelosok kabupaten/kota, kritik warga mengalir tanpa henti. Ada yang sinis berkata: kemerdekaan kini hanya milik mereka yang duduk di kursi pembuat kebijakan—dan kebijakan itu, entah mengapa, sering terasa lebih menguntungkan segelintir orang daripada rakyat banyak.

banner 325x300

Kota Metro tercinta, izinkan aku bertanya: bagaimana kabarmu?
Aku hidup di dalam tubuhmu, berjalan di jalan-jalanmu, menghirup udara pagimu, namun aku tak benar-benar tahu ke mana arah kemajuanmu. Yang sering kudengar justru suara lirih bercampur geram: keluhan warga, janji kampanye yang memudar, dan isu-isu tak sedap yang beterbangan di linimasa.

Apakah para pemimpin di sini tidak membaca layar ponselnya? Tidak mendengar desahan kecewa rakyatnya? Atau memang sengaja memalingkan wajah?
Sebab suara rakyat itu bukan hanya komentar di media sosial, melainkan denyut nadi sebuah kota. Ketika suara itu diabaikan, yang mati bukan hanya semangat warganya, tapi juga jiwa kepemimpinan itu sendiri.

Metro tidak butuh pemimpin yang hanya pandai merangkai kata di masa kampanye, tapi pemimpin yang berani berdiri di tengah kritik, membuka mata dan telinga, lalu bekerja, bukan bersembunyi.
Karena sejarah akan mencatat: bukan seberapa indah janji yang diucap, tapi seberapa nyata janji itu ditepati.(***)

banner 325x300

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *